Selasa, 01 Februari 2011

Fiska dan Cinta

Oleh: Anton Kuswoyo
[pernah dimuat di Harian Radar Banjarmasin, 9 Oktober 2010]

Fisika adalah ilmu yang mempelajari segala fenomena alam, baik itu yang tampak nyata maupun yang abstrak dan tidak nyata wujudnya. Bahkan fisika pun bisa digabungkan dengan berbagai disiplin ilmu lain, misalnya gabungan antara fisika dengan geologi menjadi Geofisika, fisika dengan astronomi menjadi astronofisika, fisika dengan kesehatan menjadi fisika medis, fisika dengan ekonomi pun bisa menjadi ekonofisika, dan masih banyak lagi gabungan ilmu-ilmu yang lainnya.
Fisika selalu mempelajari fenomena alam dengan mengubahnya menjadi persamaan-persamaan matematis dan konsep-konsep sederhana yang mudah dipahami, atau setidaknya bisa dipelajari. Biasanya Fisika selalu mampu menyelesaikan setiap permasalahan alam yang sebelumnya rumit. Bahkan seringkali ilmu fisika menemukan kebenaran ayat-ayat Allah, melalui beberapa ekperimen.
Lalu apa kaitannya fisika dengan cinta? yang merupakan perasaan manusia, dalam hal ini adalah cinta antara laki-laki dan perempuan. Cinta secara sederhana adalah perasaan suka dan rasa sayang terhadap lawan jenis. Cinta adalah anugerah yang suci dari Allah, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah Dia menciptakan bagi kamu pasangan dari jenis kamu sendiri agar kamu merasa tenang bersamanya dan Dia menjadikan cinta dan kasih sayang di antara kamu. Sesunguhnya yang demikian itu menjadi tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi kaum yang berpikir” (Ar-Ruum:21)
Jelaslah bahwa tujuan diciptakannya cinta adalah untuk kebahagiaan bagi pasangan manusia. Kebahagiaan yang hakiki, bukan kenikmatan sesaat yang kadang juga mengatasnamakan cinta. Penulis tertarik menghubungkan Fisika dan Cinta karena semata-mata agar cinta juga bisa dituliskan dalam bentuk persamaan-persamaan sederhana yang mudah dimengerti. Sehingga untuk menemukan cinta sejati, seseorang bisa mengikuti tahap-tahapnya dengan benar. Bukankah cinta juga fenomena yang terjadi di alam? Tentu bisa dipelajari.
Ilmu Fisika menjelaskan dengan baik, bahwa partikel yang berbeda jenis (proton yang bermuatan positif dengan elektron yang bermuatan negatif) memilik gaya tarik menarik yang dikenal dengan gaya Coulomb. Besar gaya coulomb ini berbanding lurus dengan hasil kali muatan-muatan partikel dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak keduanya. Demikian halnya dengan cinta. Besarnya cinta antara laki-laki dan perempuan berbanding lurus dengan rasa suka, kagum, saling menghargai dari masing-masing individu. Di sinilah perlunya mengawali cinta dengan nilai-nilai kepribadian yang baik. Agama mengajarkan bahwa setiap laki-laki sholih selalu mendapatkan pasangan wanita sholihah, Allah menciptakan laki-laki baik untuk wanita yang baik. demikan juga sebaliknya. Hal ini sudah terbukti dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, kekuatan cinta yang suci, akan semakin besar sebanding dengan nilai-nilai kepribadian maupun moral dari tiap individu (laki-laki dan perempuan). Namun cinta akan semakin luntur jika ‘jarak’ yang memisahkan semakin besar. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (jarak dikali dengan jarak). Dalam hal cinta, jarak bisa diartikan jarak fisik, misalnya jika pasangan berpisah cukup lama dan terus-menerus, maka lama-kelamaan cinta akan memudar. Tetapi jika selalu bersama setiap saat, maka cinta akan tumbuh semakin kuat. setidaknya salau terpisah oleh jarak, namun tetap menjalin komunikasi dengan baik, akan menjaga keutuhan cinta.
Dalam perjalanannya, kadang cinta mengalami berbagai masalah dan tekanan (stress) batin. Nah, disini ilmu fisika berperan untuk menganalisa tekanan akibat cinta. Dalam fisika, tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, atau dengan kata lain tekanan berbanding lurus dengan gaya yang diberikan, namun berbanding terbalik dengan luas bidang permukaan yang dikenai gaya tersebut. Terlihat bahwa, semakin kecil luas penampang maka tekanan yang timbul akan semakin besar, sebaliknya, semakin besar luas penampang maka semakin kecil tekanan yang didapatkan. Jika diasumsikan bahwa luas penampang adalah daerah intensitas pertemuan kita dengan si pasangan kita. Secara otomatis, semakin sering kita bertemu, maka luasnya daerah pergaulan kita semakin besar, sehingga kita akan selalu terangsang untuk saling bercerita dalam masalah kehidupan sehari-hari baik itu soal pekerjaan, pertemanan ataupun yang lainnya. Sehingga tekanan dalam beban pikiran kita akan turut berkurang. Inilah indahnya ilmu fisika, bisa diaplikasikan untuk mengurangi stress (tekanan). berdasarkan konsep fisika ini, jika kita mengalami suatu masalah, solusinya ada dua yaitu memperkecil masalah kita, atau memperbesar kemampuan kita untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Namun bagimana bagi orang yang belum punya pasangan? lagi-lagi ilmu fisika mampu menganalisis permasalahan ini sekaligus memberi solusi dengan persamaan yang mudah dipahami dan dituliskan dalam bentuk rumus energi potensial yang berbunyi:
"energi potensial sebanding dengan massa dan ketinggiannya.
Dari persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa jika kita ingin mendapat pasangan maka kita harus memperhatikan nilai dari ketinggian, adapun yang dimaksud ialah ketinggian kita dalam berpenampilan, sikap, tutur kata, senyum, pengetahuan, pendidikan dan lain-lain harus bernilai tinggi bahkan juga perlu modal yang cukup tinggi. Ingat bahwa cinta juga butuh perjuangan. baik itu jiwa raga maupun materi.
Demikianlah hubungannya antara fisika dengan cinta. Masalah cinta ternyata bisa dituliskan dalam persamaan-persamaan fisika yang mudah dan mengasyikan. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar