Selasa, 01 Februari 2011

Hawa Nafsu dan Taqwa

Oleh: Anton Kuswoyo
terbit di Harian Pagi Mata Banua, 22 Mei 2010

Apa yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya ciptaan Allah? Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna, yang dikaruniai akal pikiran. Selain memiliki akal pikiran, manusia juga mempunyai hawa nafsu atau kesenangan duniawi. Nah, bagaimana kah seharusnya manusia dalam menurutkan hawa nafsunya itu? Karena binatang pun ternyata juga memiliki hawa nafsu. Apakah cara manusia menurutkan hawa nafsu sama dengan binatang? Nauzubillah, tentu saja tidak! Untuk itulah perlu adanya tuntunan dan agama bagi manusia, agar manusia tidak tersesat di jalan yang salah.
Di dalam kitab suci Al-Qur’an, Allah SWT berfirman: “Dihias-hiasi manusia dengan kesenangan terhadap wanita-wanita, anak-anak (laki-laki), harta banyak yang bertumpuk-tumpuk dari emas dan perak, binatang-binatang ternak, dan tanaman (sawah ladang). Demikian itulah kesenangan kehidupan dunia. Dan kepada Allah lah sebaik-baiknya tempat untuk kembali”. [Q.S. Ali-Imran: 14]
Dari ayat Al-Qur’an tersebut dijelaskan secara rinci semua kesenangan manusia (hawa nafsu). Pertama Wanita, siapakah di dunia ini laki-laki yang tidak senang kepada wanita? Setiap laki-laki normal tentu senang atau cinta terhadap wanita. Rasa cinta itu adalah sesuatu yang fitrah. Bukankah Allah menciptakan makhluk berpasang-pasangan, tujuannya agar bisa saling mengasihi, saling mencintai. Demikian pula cinta kepada wanita. Tetapi kadang orang salah dalam mengartikan cinta. Kadang kala cinta kepada wanita mengalahkan segalanya. Cinta kadang membutakan mata batin. Gara-gara cinta orang rela menyerahkan kegadisannya begitu saja. Sudah berapa anak-anak yang lahir tanpa tahu harus ke mana memanggil bapak? Sudah berapa banyak bayi-bayi tidak berdosa dibuang di tong-tong sampah, hasil pergaulan bebas yang mengatas namakan cinta? Sudah berapa banyak gadis-gadis jadi korban kebiadaban birahi? Itulah buah dari nafsu manusia.
Kedua adalah senang mempunyai anak laki-laki. Dahulu ketika zaman jahiliyah, orang tua akan sangat bangga bila mempunyai anak laki-laki, dan malu bila mempunyai anak perempuan. Sehingga pada zamannya Umar, ketika Umar belum masuk Islam, banyak yang membunuh anak perempuan. Anak perempuan dianggab aib bagi keluarga, karena tidak bisa berperang dan hanya menjadi tawanan perang saja. Cinta kepada anak yang berlebihan biasanya akan mengakibatkan si anak manja, orang tua pun selalu menurutkan semua keinginan anaknya, yang kadang keinginana anaknya itu melanggar agama.
Ketiga ialah kesenangan manusia terhadap harta yang banyak dan bertumpuk-tumpuk dari emas dan perak. Ini maksudnya adalah harta benda, bukan berarti hanya emas dan perak saja, melainkan kekayaan berupa uang dan materi. Tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap manusia tentu ingin hidup kaya dengan harta yang bertumpuk-tumpuk. Kesenangan terhadap harta kadang menyebabkan manusia lupa akan dirinya dan kewajibannya. Mereka menyangka bahwa semua kekayaannya adalah hasil kerja kerasnya dan tidak seorang pun berhak mengambilnya. Bahkan seperti kisahnya Qorun yang kufur kepada Allah, dia menganggap kekayaannya bukan dari Allah, melainkan hasil kerja kerasnya. Sehingga ketika diminta zakat, Qorun menolak dan memaki-maki. Akibatnya Allah murka dan mengubur hidup-hidup Qorun beserta seluruh harta bendanya ke dalam perut Bumi. Begitulah kesenangan terhadap harta benda kadang bisa melupakan kita kepada Sang Pencipta yang telah memberi kita kekayaan.
Keempat yaitu senang terhadap binatang yang bisa dikendarai, pada zaman dahulu yaitu Kuda, Onta dan lain-lain yang bisa dikendarai. Zaman sekarang ini bisa diartikan kesenangan terhadap kendaraan. Bisa motor, mobil bahkan pesawat terbang. Setiap manusia pasti ingin punya kendaraan yang baru dan bagus. Apalagi di zaman sekarang yang sudah sangat canggih ini, tiap tahun ada merek motor dan mobil baru, hal ini membuat manusia selalu ingin yang baru tanpa melihat kondisi ekonomi dan kemampuannya. Sehingga akhirnya rela kredit dengan bungan yang tinggi. Ketika tiba gilirannya bayar angsuran tidak bisa dan akhirnya motor atau mobilnya ditarik lagi oleh Dealer. Hal ini sungguh memperihatinkan, terutama bagi yang ekonominya pas-pasan. Hanya karena pengaruh iklan di TV, mereka berani mengambil resiko kredit, padahal akhirnya merugikan dirinya sendiri.
Kesenangan yang kelima adalah terhadap binatang ternak dan kebun yang luas. Ini terutama bagi penduduk yang tinggalnya di desa. Sangat lumrah jika mereka senang memiliki banyak hewan piaraan dan punya kebun yang luas dan hijau.
Nah, semuanya itu adalah kesenangan kehidupan dunia. Dan pada akhirnya nanti semua manusia akan kembali kepada Allah tanpa membawa harta bendanya, tanpa membawa anak istrinya. Kepada Allah lah sebaik-baiknya tempat kembali nanti.
Dari paparan di atas jelas bahwa kesenangan dan hawa nafsu tersebut bisa membawa kepada kekufuran kepada Allah. Pada ayat selanjutnya yakni ayat 15 dari Surah Ali-Imran, Allah berfirman: “Wahai Muhammad, katakanlah kepada mereka manusia: Apakah kalian mau saya beri kabar tentang sesuatu yang lebih baik dari pada kesengan dunia? Yaitu bagi orang-orang yang bertakwa, di sisi Tuhannya nanti akan mendapatkan surga yang mengalir beberapa sungai di sekitarnya, mereka akan kekal di dalam surga dengan diberi istri yang disucikan serta mendapat keridhoan dari Allah…”
Jadi jelaslah bahwa kunci kesemuanya itu adalah takwa. Kita boleh menurutkan kesenangan dan hawa nafsu kita, tetapi harus dilandasi dengan takwa kepada Allah. Jika kita cinta kepada wanita dan didasari rasa ketakwaan yang tinggi, maka kita akan memilih wanita sholihah yang bisa diajak membela di dalam agamanya Allah. Bukan sekedar wanita dengan rupa yang cantik harta banyak tetapi tidak mempunyai keimanan kepada Allah, yang pada akhirnya nanti bisa merusak keimanan diri kita. Menurutkan nafsu kepada wanita pun dengan cara-cara yang benar menurut agama, yaitu dengan nikah terlebih dahulu.
Demikian juga kesenangan kepada anak yang didasari takwa. Kita boleh sayang kepada anak, tetapi harus dengan cara mengajarkan agama dan akhlak yang baik kepada anak. Bukan dengan menuruti semua keinginan anak dan memanjakannya. Tidak boleh pilih kasih antara anak laki-laki dan perempuan. Anak adalah amanah yang harus dijaga dan diarahkan ke jalan yang benar. Jangan sampai sayang kepada anak melupakan kita akan kewajiban kepada Allah, mengalahkan cinta kepada Allah. Seperti dikisahkan Nabi Ibrahim As. yang sangat cinta kepada anaknya yang bernama Ismail. Walaupun Nabi Ibrahim sangat cinta kepada Ismail (anaknya satu-satunya), namun ketika Allah memerintahkan untuk menyembelih Ismail, nabi Ibrahim mau melaksanakannya. Ini karena rasa takwa dan rasa cinta kepada Allah melebihi segalanya.
Begitu pula kesenangan terhadap harta, kendaraan, hewan ternak dan kebun, semuanya harus dilandasi dengan takwa. Karena dengan ketakwaan kita, maka kita akan mendapatkan surga-Nya Allah dan mendapatkan Ridho-Nya Allah. Semoga kita termasuk orang –orang yang Takwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar