Senin, 31 Januari 2011

Nilai-Nilai Religius dalam Fisika

Oleh: Anton Kuswoyo
terbit di Harian Radar Banjarmasin, 4 Mei 2009

Mempelajari dunia tempat kita hidup dan mencoba membuka tabir rahasia alam merupakan tujuan Ilmu Fisika. Jika kita keluar rumah di malam hari yang sunyi dan sepi, lalu mendongakkan kepala menatap langit yang penuh dengan jutaan bintang dengan sinarnya yang beraneka rupa, apa yang terpikir oleh kita? Lalu ketika sinar bulan purnama yang indah kemilau menerangi jagad raya, mengagumkan jiwa. Pernahkah kita merenungi tentang pergantian siang dan malam, terbitnya Matahari di ufuk timur dan terbenam di waktu senja di Barat, berdirinya langit yang tanpa tiang, tegaknya gunung dan luasnya samudra. Atau pernahkah kita berpikir bagaiman hujan diturunkan, angin dihembuskan, hingga terjadinya pelangi? Segala fenomena alam tersebut sungguh sangat indah dan teratur. Dalam kajian Ilmu Fisika, semua fenomena alam dipelajari dengan rinci dan dapat dituliskan dalam bentuk persamaan-persamaan Fisika dan Matematika. Bagaimana menghitung hari, bulan dan tahun masehi, semua itu menggunakan formula-formula Fisika dan Matematika. Bahkan menghitung jarak Bumi dengan Planet-Planet, serta menentukan gerak tiap-tiap Planet menurut lintasannya masing-masing, juga menggunakan konsep-konsep Fisika.
Kalau kita mau merenung sejenak, melihat alam sekeliling dengan panca indra kita, sungguh kita akan menemukan suatu keseimbangan, keteraturan, dan kesempurnaan hukum alam. Alam dan seisinya berjalan teratur dan rapi. Hal ini sudah dibuktikan manusia beratus-ratus tahun yang silam dengan kajian Ilmu Fisika, dan hasilnya memang benar. Semakin kita mendalami Ilmu Fisika, maka semakin tampak dan terbuka tabir rahasia alam. Sebenarnya ini sudah disinggung oleh Allah SWT. Dalam kitab suci Al-Qur’an yang turun 15 abad yang lalu:
“Dia menundukkan untuk kamu malam dan siang, Matahari dan Bulan. Dan bintang-bintang ditundukkan dengan perintahNya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah ayat bagi kaum yang berakal, dan (demikian pula) apa-apa yang diciptakanNya untuk kamu yang ada di bumi bermacam-macam warnanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah ayat bagi kaum yang mau mengambil pelajaran.” [QS. An Nahl, 16: 12-13]
“Sesungguhnya pada yang demikian itu tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” [QS. An Nahl, 16: 67]
Dari petikkan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, jelas bahwa semua fenomena alam itu bisa dipelajari dan dimanfaatkan untuk kemasyalahatan umat manusia. Ya, memang dengan penemuan-penemuan bidang Fisika telah nampak manfaatnya yang sangat begitu besar. Baik itu dalam bidang komunikasi, pesawat televisi, telepon genggam (hand phone), facsimile, E-Mail, Blok, Face Book, media internet, transportasi, industri, hingga kemajuan pada teknologi Fisika Terapan, yang semua itu telah mengubah dunia menuju peradaban seperti saat ini.
Nah! Sekarang mari kita gunakan akal dan pikiran kita. Jika alam sedemikian sempurna, seimbang dan tersusun dengan rapi, lalu siapakah sebenarnya yang mengatur dan menciptakan alam ini? Maha besar Allah, Tuhan Semesta Alam yang telah menciptakan semesta alam. Itulah bukti adanya Allah, bukti kekuasaan Allah. Lalu apakah alam ini bersifat abadi atau pada suatu saat akan berakhir dan kapan berakhirnya? Seandainya alam semesta ini ada akhirnya, lantas apa yang akan terjadi setelah alam semesta ini berakhir? Ilmu pengetahuan alam tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Di sinilah peran tuntunan agama bagi umat manusia. Hanya agama yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu Pengetahuan Alam. Fenomena alam memang bisa dirumuskan sebagi fungsi besaran-besaran Fisika, dengan cara pengamatan terhadap alam semesta seperti yang dituntunkan Al-Qur’an. Pengamatan yang cermat terhadap alam semesta, sebenarnya adalah kajian terhadap ayat-ayat Al-Qur’an juga. Kajian terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an sudah pasti akan membawa umat manusia kepada kedekatan pada Sang pencipta. Manusia yang berhasil membawa dirinya kepada kedekatan pada Sang Pencipta, berarti dia secara tidak langsung sudah menemukan eksistensi Tuhan. Hal inilah yang bisa menambah rasa iman kepada Allah SWT. Itulah nilai-nilai religius yang tersingkap setelah kita mempelajari konsep-konsep Fisika.
Mempelajari Fisika tidak lepas dari pengamatan terhadap alam semesta, yang merupakan kegiatan ilmiah. Hasil dari kajian ilmiah yang telah dilakukan oleh para ilmuwan, ternyata hasilnya tidak ada yang bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Hasil-hasil pengamatan alam semesta yang rasional, semuanya menunjukkan bahwa Al-Qur’an sarat dengan muatan-muatan ilmu pengetahuan, karena pengamatan tersebut sejalan dengan isi Al-Qur’an. Jadi isi Al-Qur’an sebenarnya dapat dipelajari dari hasil pengamatan terhadap alam semesta yang terbentang sangat luas, seluas penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an itu sendiri.
Jika kita menggunakan akal sehat dan pemikiran yang jernih, semakin kita mempelajari Fisika yang berkaitan dengan fenomena alam maka akan membuka mata batin kita untuk selalu ingat kepada Sang Pencipta. Ingat kepada Sang Pencipta akan mendorong kita untuk mendekatkan diri kepadaNya. Bagaimana cara kita mendekatkan diri kepadaNya? Agama mengajarkan kepada umat manusia untuk beribadah, menjalankan perintah dan menjauhi semua laranganNya. Karena hidup pada hakekatnya adalah untuk beribadah kepada Allah. Ingat, bahwa Allah tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaNya. Dalam beribadah Allah telah menurunkan tuntunan yang berupa kitab suci Al-Qur’an dan mengutus Rasul. Semua itu agar manusia tidak tersesat ke jalan yang salah.
Mari kita memetik dan terus menggali nilai-nilai religius melalui belajar Fisika. Semoga dengan belajar dan diiringi dengan nilai-nilai religius akan lebih bermanfaat, lebih membawa berkah dan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar